pic from |
Mereka pun mulai berlari ke dalam rumah. Makan siang sudah tersedia. Makan siang terkhir mereka di sana di siang yang dingin itu. Ya.. ini Tanah Gayo. Salah satu tempat indah di Aceh yang dataran tingginya membawa sejuk sepanjang tahun. Saat siang, maka suhu tidak akan sedingin malam. Dan malam nanti adalah malam terkahir Jamil dan Dara di sana. Mereka akan kembali ke Banda besok.
Malam itu, seperti 8 malam sebelumnya. Jamil terlelap lebih dulu. Sementara Dara masih terbangun. Mereka tidur ti atas kasur yang digelar di ruang tamu. Malam itu sangat dingin sehingga Dara ingin menangis. Jamil terus menarik bagian selimut ke arahnya. "Jamiiiiil.. sini.. bagi sikit lah selimutnya. Kak Dara kan dingin juga", bisiknya. Ia tak mau membangunkan kakak dan abang ipar mereka. Namun Jamil tak bergeming.
Dara menahan dingin. Ia masih punya kain sarungnya. Namun selimut yang sebagian besarnya dipakai Jamil sangat hangat. Dara berang, namun sedih karena kedinginan. Dara benci dingin. Sangat benci dingin. Dingin bisa membuatnya menangis tanpa sebab. Maka sisa malam yang dilakukan Dara hanya menatap atap seng yang tanpa langit-langit. Temaram lampu dari ruang tengah membantunya melihat titik embun yang menggantung di seng tersebut. Entah apa yang dipikirnya. Dia melihat Jamil sesekali.. setibanya di Banda nanti, mereka hanya akan bermain bersama sekitar 4 hari sebelum akhirnya Jamil kembali ke kampung halaman mereka di Aceh Selatan, daerah pesisir pantai yang hangat. Tak heran, Jamil pasti sangat kedinginan dan Dara sudah membayangkan rasa rindunya sesudah 4 hari itu. Alasan inilah yang membuat Dara berhenti menarik-narik selimut Jamil. Jamil pun kedinginan. Tak mengapa pikirnya.
Dan tiba-tiba dia teringat perkataan neneknya.. "Dara.. aneuk meutuah (anak yang diberkati). Jelajahilah sejauh apa kakimu menjelajah, tapi kau harus ingat. Saat kaki keluar dari pintu rumah ini, maka tak satu rumputpun boleh kau sakiti oleh langkahmu."
Kalimat itu terus terngiang di benak Dara sembari ia terbawa tidur. Dan satu kalimat terkahir yang dikatakan neneknya. "Jauh-jauhlah kamu melangkah.. Namun jangan kau lupa. Carilah "tuah" dan berkah"
Saat ia ingat kata "tuah", ia pun tersenyum dan masuk ke alam mimpinya. Tertidur ia dalam balutan dingin malam tanah Gayo yang menusuk. Besok pagi ia akan kembali ke Banda Aceh. Dan seperti dalam mimpinya, petualangan Gadis kampung ini pun dimulai.
Basa Aceh
entry 1. TUAH = keramat, berkah, keberkatan, selamat, ciuman
entry 2. BEUMEUTUAH = Semoga berkah, semoga selamat, semoga bahagia.