Jika aku harus memaknai sebuah kisah, kumaknai kisah ini seperti hujan…..
Sama seperti hujan, kisah ini berputar…. Bermula di lautan, ehm.. tidak, kisah ini bemula di anak-anak sungai yang menyatu di sungai besar. Untuk kemudian bermuara di lautan….
Bermula dari sebuah goresan di bibir, lukisan wajah yang dinamai senyuman. Dari sana senyuman berubah simpati dengan riak-riak hidup seperti kesal, marah, benci, tawa, duka, sepi…. Saat sungai rasa mengalir menuju lautan yang luas, rasa itu pun bermuara. Jika kau bisa menyebrangi sebuah sungai, bukanlah hal yang sama jika kau menyebrangi lautan. Jika kau ingin mendayung perahumu di sungai, tak akan semudah itu jika kau mendayung perahumu di lautan. Dan saat rasa mu berubah seluas dan sedalam lautan, akan sulit bagimu untuk pergi. Sangat sulit karena rasa itu telah menyatu dan membumi.
Saat hari panas dan terik, lautanpun menguap….
Saat itu, rasa menguap karena keengganan dan ketidakpedulian, rasa menguap oleh terik kemarahan dan dendam, berselang waktu yang lama, terus rasa itu menguap. Bahkan jika ditanya bagaimana lautan merelakan sebagian dirinya menguap diangkasapun, ia tak tahu. Kepergian harus ada. Dan untuk ini laut harus melepas rasa itu pergi… jauh ke tempat yang tak pernah bisa diraihnya.
Saat waktu menjawab segalanya, dendam tak lagi menjadi dendam, marah tak lagi menjadi marah, yang ada hanya keikhlasan seputih awan di langit sana…
Saat semua awan menggantung pun, kadang marah tak tertahan, karena diri tak mampu mendamaikan hati untuk berharap. Kecamuk dalam diri memaksa keikhlasan menjadi pasrah dan kecewa, fakta kadang datang seperti petir. Senantiasa menampar awan yang putih itu.
Awanpun menghitam…
Tangis tak terbendung saat kesedihan merajai hati. Menangispun sekarang tak butuh alasan. Saat hujan tak ternbendung, air pun tumpah dari langit kembali jatuh pada tempat-tempat dimana semua kisah ini bermula.
Pada anak-anak sungai kebaikan, kebijakan, kepedulian, keramahtamahan. Sekuat apapun menolak, kisah ini akan terus berputar… seperti hujan… kisah ini pun akan terus ada, dalam titik-titik hujan, yang mendamaikan hati…
February 8, 2010
Sama seperti hujan, kisah ini berputar…. Bermula di lautan, ehm.. tidak, kisah ini bemula di anak-anak sungai yang menyatu di sungai besar. Untuk kemudian bermuara di lautan….
Bermula dari sebuah goresan di bibir, lukisan wajah yang dinamai senyuman. Dari sana senyuman berubah simpati dengan riak-riak hidup seperti kesal, marah, benci, tawa, duka, sepi…. Saat sungai rasa mengalir menuju lautan yang luas, rasa itu pun bermuara. Jika kau bisa menyebrangi sebuah sungai, bukanlah hal yang sama jika kau menyebrangi lautan. Jika kau ingin mendayung perahumu di sungai, tak akan semudah itu jika kau mendayung perahumu di lautan. Dan saat rasa mu berubah seluas dan sedalam lautan, akan sulit bagimu untuk pergi. Sangat sulit karena rasa itu telah menyatu dan membumi.
Saat hari panas dan terik, lautanpun menguap….
Saat itu, rasa menguap karena keengganan dan ketidakpedulian, rasa menguap oleh terik kemarahan dan dendam, berselang waktu yang lama, terus rasa itu menguap. Bahkan jika ditanya bagaimana lautan merelakan sebagian dirinya menguap diangkasapun, ia tak tahu. Kepergian harus ada. Dan untuk ini laut harus melepas rasa itu pergi… jauh ke tempat yang tak pernah bisa diraihnya.
Saat waktu menjawab segalanya, dendam tak lagi menjadi dendam, marah tak lagi menjadi marah, yang ada hanya keikhlasan seputih awan di langit sana…
Saat semua awan menggantung pun, kadang marah tak tertahan, karena diri tak mampu mendamaikan hati untuk berharap. Kecamuk dalam diri memaksa keikhlasan menjadi pasrah dan kecewa, fakta kadang datang seperti petir. Senantiasa menampar awan yang putih itu.
Awanpun menghitam…
Tangis tak terbendung saat kesedihan merajai hati. Menangispun sekarang tak butuh alasan. Saat hujan tak ternbendung, air pun tumpah dari langit kembali jatuh pada tempat-tempat dimana semua kisah ini bermula.
Pada anak-anak sungai kebaikan, kebijakan, kepedulian, keramahtamahan. Sekuat apapun menolak, kisah ini akan terus berputar… seperti hujan… kisah ini pun akan terus ada, dalam titik-titik hujan, yang mendamaikan hati…
February 8, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar