Selasa, 05 Februari 2013

HUff


Aku bangun pagi ini, membuka mata, dan hal pertama yang terlintas adalah begitu berat hari-hari yang telah kulalui. Begitu menyakitkannya fakta yang kudapat kemarin sore.

Orang bilang, hari cerah mu diawali dengan senyuman di pagi hari dan aku membayangkan, mungkin ke depannya dalam waktu dekat, tak akan ada senyum lagi di pagi hari. Sebanyak apapun orang di sekelilingmu menyemangati dan mengatakan ada hikmah dibalik semua garis yang telah ditentukan, tetap saja kau butuh waktu untuk bangkit. Waktu untuk merenungi dan waktu untuk menerima bahwa ini adalah yang terbaik yang telah tuhan rencanakan untukmu.

Pernah berencana, menghujat semua ynag telah menarikku jauh kemari. Kalau lantas kalian mengira aku tak pantas, kenapa justru menggiringku kemari dari awalnya. Kenapa lantas buat aku berharap banyak. Kelak jangan harap aku mencoba lagi hal yang sama. Tapi benarkah demikian? Bukan.. bukan mereka yang salah. Mungkin aku Cuma manusia tolol yang terlalu percaya diri, atau manusia tengik yang terlalu sombong, dan saat ini Tuhan sedang menamparku, keras...lantas aku... bersabar dan tabah adalah jalan yang sekarang mau tak mau harus kujalani.

Skenario lain adalah.. aku kembali ke masa-masa sulit meyakini diri bahwa setiap orang berhak mencoba kesempatan kedua. Setiap orang berhak melakukan kegagalan, toh kita Cuma manusia. Datang dan keluar dari tempat yang hina. Membawa kotoran dalam perut kemana-mana. Menjadi salah...menjadi gagal, sudah jadi ketentuan yang harus kita hadapi kalau tidak hari ini, mungkin besok, kalau tidak besok mungkin nanti. Setiap orang punya porsi yang sama, yang akan didapat dalam waktu yang berbeda.

Tapi lagi-lagi... apakah aku sekuat ini, sebijak ini. Bohong kalau ada yang bilang aku bisa langsung bangkit saat godam kenyataan ini menghantamku jatuh ke dasar bumi. Bohong kalau malam mampu mengobati sakit hati yang perihnya mungkin akan bertahan sampai aku lupa. Lupa? Bohong kalau orang bilang aku bisa lupa dengan semua yang telah kukorbankan. Kuusahakan dan hasilnya....nihil.

Ada pemikiran yang mengatakan, orangyang tangguh lahir tidak sedemikiannya. Mereka ditempa waktu dan zaman, mereka jadi tangguh karena mereka belajar menerima kenyataan hidup yang akan sulit bagi sebagian besar orang lainnya. Tapi, apa iya aku setangguh ini? Apa iya aku sekuat ini? Apa iya!?

Memutar kembali saat aku pertama kali mengetahui kenyataan ini kudapat. Menyaksikan lagi cara ku menumpahakan marah tempo hari, menangis dan berteriak di tengah alam... Marah? Siapa yang sebenarnya sedang kuhujat? Siapa sebenarnya yang sedang kutantang. TUHan!? Manusia? Aku?

Menyedihkan.. menyedihkan dan memprihatinkan. Perempuan dungu yang gagal dua kali dalam hal yang sama sekali sama. Lantas berlari jauh, menyendiri dan meneriaki alam? Alam? Semesta punya salah apa terhadapku? Menangis!? Apa yang sebenarnya kutangisi? Gagal? Semua orang pernah gagal... sakit? Semua orang pernah sakit. Kecewa? Semua orang juga sama.

Hikmah? Huh... hikmah.... maaf, mungkin sekarang hujatku pada hikmah akan lebih kentara ketimbang syukurku akannya. Mungkin nanti aku terima. Tapi sekarang... mungkin menangis satu-satunya obat terbaikku. Kekecewaan yang teramat dalam ini. Kepahitan yang harus kutelan walau aku tak suka.
TUHan.... sebenarnya sedang tunjukkan aku apa? Sebenarnya sedang ajarkan aku apa? Apa aku terlalu berdosa? Apa aku tak pantas dapatkan ini semua? Sebenarnya sedang rencanakan aku apa?

Ini yang terbaik...ini yang terbaik.... tau apa? Sejak kapan manusia bisa menyetarakan gagal dan baik dalam satu garis yang sama. Gagal itu buruk...selamanya buruk. Baik hanya cara kita memberi diri kesempatan kedua. Bagiku, ini kesempatan kedua dan aku... gagal lagi.

MasyaAllah... Tuhan.. sedang ajarkan aku apa? Bukankah kemarin aku telah alami yang serupa? Bukankah kemrin aku berkubang dengan ini semua? Apa aku harus sekuat ksatria? Untuk apa? Aku tak perlu sekuat mereka. Aku Cuma perempuan cengeng biasa yang pura-pura kuat, pura-pura tegar...tapi aku Cuma manusia biasa...

Ajarkan aku apa?? Kuharap waktu mampu pulihkan ini semua,..dan pada akhirnya memang hikmah itu yang Kau ajarkan padaku yang mampu kuterima.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar