Jumat, 18 September 2020

Kecil itu indah (Repost from Facebook)

Seorang ibu mengatakan bahwa masa kecilnya tak seindah anaknya yg bisa belajar segalanya dengan mudah. Ada banyak buku untuk anak-anak yang bagus. Ada tempat-tempat bimbingan belajar mulai dari yang paling murah sampai yang paling mahal dengan berbagai fasilitas yang memadai. Ada pilihan untuk datang atau didatangi untuk “belajar”… dengan senyum aku membenarkan. Namun hatiku tidak membenarkan semua yang beliau katakan….


Bagiku menjadi anak kecil haruslah benar-benar menjadi anak kecil. Bukannya buru-buru menjadi dewasa, karena percaya atau tidak, menjadi dewasa lebih banyak tidak enaknya. Menjadi anak kecil kau tidak perlu khawatir untuk bermain dengan debu dan becek. Tidak perlu enggan tuk lari dalam guyuran hujan, walaupun ibu berteriak padamu dari kejauhan agar kau berhenti dan segera pulang. Anak kecil haruslah dan memang semestinya mendengar omelan ibunya sebagai pelengkap suara hujan, yang selanjutnya anak kecil menanggapinya dengan tawa dan terus berlari, bermain dengan titik air yang jatuh dari langit. Anak kecil berarti, tak perlu begitu banyak tuntutan, belajar dengan cara sendiri tanpa harus dipaksa. Anak kecil bagiku adalah manusia paling bebas dan bahagia. Karena menjadi anak kecil, bahagia tak membutuhkan banyak hal. Kau hanya membutuhkan sebutir permen atau sepotong kue atau sebuah hadiah sederhana yang kau berikan dengan senyuman. Dan mereka hanya perlu yakin bahwa ibu dan ayahnya baik-baik saja dan akan selalu di dekatnya.

Anak kecil adalah manusia yang seharusnya tidak hidup dengan begitu banyak tuntutan, anak kecil adalah manusia yang belajar cukup dengan melihat dan mendengar. Sekali kau mengucapkan kata, maka kata itu akan ada bersamanya sepanjang hidupnya. Sekali ia melihat apa yang kau perbuat, ia akan melakukan hal yang sama sampai ia mengerti bahkan setelah ia melakukannya.

Tak butuh waktu lama jika kau ingin membuat mereka menangis. Walau terkadang kau harus berpikir keras jika ingin mendiamkannya. Tapi tahukah kita, bahwa anak kecil jauh lebih peka dari manusia paling hebat sekalipun. Anak kecil bisa melihat caramu melihatnya, mengartikannya sebagai pertanda kau suka atau tidak. Anak kecil bisa membaca matamu, ketulusanmu akan kasih sayang yang kau berikan pada mereka. Anak kecil mampu melihat jauh kedalam hatimu, bahkan saat kau tak sadari sekalipun. Mereka membaca tanda dimatamu walau mereka tak sanggup menjelaskannya.

Orang Aceh mengistilahkan anak kecil sebagai “malaikat”. Aku percaya itu. Jelas mereka malaikat, karena dengan melihat tawanyapun luruhlah beban pikiranmu. Mereka malaikat karena dengan memeluknya, maka segala lelah pun menguap. Malaikat yang mampu membuatmu tertawa dalam tangis. Usapan tangan mungilnya membuatmu tegar menghadapi semua. Anak kecil itu adalah penghilang duka, jika kau mau percaya.

February 8, 2010 (11.40 pm)
(Dedicated for all “anak alot”…esp, the tenth)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar