Seorang ibu mengatakan bahwa masa kecilnya tak seindah
anaknya yg bisa belajar segalanya dengan mudah. Ada banyak buku untuk anak-anak
yang bagus. Ada tempat-tempat bimbingan belajar mulai dari yang paling murah
sampai yang paling mahal dengan berbagai fasilitas yang memadai. Ada pilihan
untuk datang atau didatangi untuk “belajar”… dengan senyum aku membenarkan.
Namun hatiku tidak membenarkan semua yang beliau katakan….
Bagiku menjadi anak kecil haruslah benar-benar menjadi anak kecil. Bukannya
buru-buru menjadi dewasa, karena percaya atau tidak, menjadi dewasa lebih
banyak tidak enaknya. Menjadi anak kecil kau tidak perlu khawatir untuk bermain
dengan debu dan becek. Tidak perlu enggan tuk lari dalam guyuran hujan,
walaupun ibu berteriak padamu dari kejauhan agar kau berhenti dan segera
pulang. Anak kecil haruslah dan memang semestinya mendengar omelan ibunya
sebagai pelengkap suara hujan, yang selanjutnya anak kecil menanggapinya dengan
tawa dan terus berlari, bermain dengan titik air yang jatuh dari langit. Anak
kecil berarti, tak perlu begitu banyak tuntutan, belajar dengan cara sendiri
tanpa harus dipaksa. Anak kecil bagiku adalah manusia paling bebas dan bahagia.
Karena menjadi anak kecil, bahagia tak membutuhkan banyak hal. Kau hanya
membutuhkan sebutir permen atau sepotong kue atau sebuah hadiah sederhana yang
kau berikan dengan senyuman. Dan mereka hanya perlu yakin bahwa ibu dan ayahnya
baik-baik saja dan akan selalu di dekatnya.
Anak kecil adalah manusia yang seharusnya tidak hidup dengan begitu banyak
tuntutan, anak kecil adalah manusia yang belajar cukup dengan melihat dan
mendengar. Sekali kau mengucapkan kata, maka kata itu akan ada bersamanya
sepanjang hidupnya. Sekali ia melihat apa yang kau perbuat, ia akan melakukan
hal yang sama sampai ia mengerti bahkan setelah ia melakukannya.
Tak butuh waktu lama jika kau ingin membuat mereka menangis. Walau terkadang
kau harus berpikir keras jika ingin mendiamkannya. Tapi tahukah kita, bahwa
anak kecil jauh lebih peka dari manusia paling hebat sekalipun. Anak kecil bisa
melihat caramu melihatnya, mengartikannya sebagai pertanda kau suka atau tidak.
Anak kecil bisa membaca matamu, ketulusanmu akan kasih sayang yang kau berikan
pada mereka. Anak kecil mampu melihat jauh kedalam hatimu, bahkan saat kau tak
sadari sekalipun. Mereka membaca tanda dimatamu walau mereka tak sanggup
menjelaskannya.
Orang Aceh mengistilahkan anak kecil sebagai “malaikat”. Aku percaya itu. Jelas
mereka malaikat, karena dengan melihat tawanyapun luruhlah beban pikiranmu.
Mereka malaikat karena dengan memeluknya, maka segala lelah pun menguap.
Malaikat yang mampu membuatmu tertawa dalam tangis. Usapan tangan mungilnya
membuatmu tegar menghadapi semua. Anak kecil itu adalah penghilang duka, jika
kau mau percaya.
February 8, 2010 (11.40 pm)
(Dedicated for all “anak alot”…esp, the tenth)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar