Rabu, 31 Juli 2013

Week 3- Being a First Grader Teacher

School year has just begun. All students were in the class, excited. There were only two new students on the sight. The rest come from the same kindergarten, this school too.

I have been teaching here since 2011. That's what some people or even teachers here don't know about. Maybe because, I wasn't here along the days, only once  week. I first taught as religion and Arabic teacher, though I graduated from English Department. I know the basic in Arabic and Religion for kids, so I agreed to teach here. Months passed, and I come and leave to this school for several times. As sub at most of the time. Now, I feel privileged yet challenged to handle the grade 1 where most of students graduated from the same school. I have met those kids before, long when they were in Kindergarten 1, two years before when I was their class adviser for two months straight. Therefore, I thought it's not gonna be that hard to deal with. Alas... I was totally wrong.

I forgot the fact that this is their very early stage in adapting a new system from Kindergarten to elementary. That is not something unimportant to be concerned about.

They now, have abundant subjects to deal with. Don't ask me, I don't like this fact too. I hate the fact that education in most of developing countries tend to ignore that kids are kids. Beside getting so many subjects to master, they  still need their times to have fun. This is not my part to complain about, but to adapt it in my own way. And this is a point where I, as a teacher should elaborate and think hard how those "subjects" can be absorbed by the kids without causing "over-burdened" feelings or "harm". I mention "harm" in here, because I am one who believe that the most important phase in constructing students' academic skills begin when they are so young. Wrong turns in approaches and methods are just gonna lead those kids into the studying habits that no one seems to expect. Unfortunately, I saw it this week.

The first two weeks seemed to be okay, I thought I just need to have teacher-student conference after school with students who need more practice. Again, this is just not enough. 

This week, most of the subjects I reviewed should actually shows improvement, yet most of them found it is okay to memorize, but when it comes to writing. They messed up. I messed up. I wonder what makes those brilliant kids end up this way. But then I come to realize, they were taught to memorize before, not to understand. However, they show excellent penmanship and speaking skill. Yeah... they are way beyond great in speaking. I mean for the kids at their ages whose first language are not English.

Now, I feel like I have to start the very new, effective way in getting into their minds. And I do believe, building such good psychological relationships are so important. Kids need to feel comfortable first with their teachers. I have to make them like me first to get their attention. Once they like me, it's just that easy  for me to conduct any approach or method in teaching them. 

Last... I feel so sorry, terribly sorry for some of the kids that need more attention from their parents. Needless to say, they all come from different way in parenting. And that leads to something crucial. No matter how great I am as a teacher, it is a certainty that no goals will be achieved without parents' supports.
 pic from http://lifeinfirstgrade1.blogspot.com/

Setengah Jalan, Penuhnya cerita di 2013

Serasa  sudah lamaaaa sekali saya tidak mem.post satu pun tulisan. Dan saya adalah tipe yang suka mengumpulkan ide menulis atau draft yang kemudian dipublish sekalian.

Dimulai dari bulan Maret. Saat itu adalah saat saya kembali bangkit dari jatuh yang teramat jatuh akibat dua tamparan yang boleh dibilang sangat keras. Saya dikhianati oleh mimpi saya sendiri. Gagal untuk saat itu. Dua fakta sakit yang luar biasa buat saya, tapi toh sekarang saya jadi merasa lebih kuat karenanya. Ya, saya percaya seorang kuli bangunan tidak lah sekuat itu kalau dia tidak "terpaksa" bekerja keras banting-tulang setiap harinya. Keharusan dan proses yang membuatnya jadi kuat. Analogi yang sama yang selalu saya terapkan ke diri sendiri. Terus mencoba, lagi dan lagi. kita tidak tahu sejauh mana kita bisa berlari kalau mengambil langkah saja sudah enggan.

Beberapa bulan kebelakang, saya sangat bersyukur. Banyak teman-teman yang mendukung , menyemangati dan terus mendoakan "perjuangan" panjang ini. Sebagian besar adalah teman-teman seperjuangan. "Pemburu-pemburu" tangguh dan unik yang Tuhan jumpakan dengan saya dalam kesempatan yang tak pernah terbayang sebelumnya. Manusia-manusia luar biasa yang selama dua tahun terakhir terus menemani minggu terberat, tergila, terbosan, dan terindah dalam hidup saya. Namun, ada beberapa teman-teman yang baru saya kenal, lagi dalam Ijin Tuhan yang tak pernah terduga sebelumnya. IjinNya jugalah tersimpan banyak cerita dengan mereka. Luar biasa.

Akhir Maret merupakan pengalaman unik dan berharga sendiri bagi saya. Banyak hal baru yang saya lakukan untuk pertama kalinya. Petualangan, keputusan-keputusan berat, keteguhan-keteguhan hati, sampai penolakan-penolakan tegas yang sampai sekarang, saya pribadi terus bergelut agar Sang Pembolak-balik hati dengan Kasih sayangnya menyelamatkan saya dari jatuh yang teramat dalam.

Bulan-bulan terakhir jelas bukanlah bulan-bulan buruk dalam hidup saya. Kecuali awal Juli, saat saya lagi-lagi dikecewakan mimpi sendiri. Uh... memang perjuangan ini butuh nyali dan "kebebalan". Being persistence adalah kunci mencapai "mau".

MIMPI adalah Bahan bakar untuk terus hidup. Tanpa mimpi, tanpa tujuan, hidup hanyalah hidup yang beruujung mati. Tak berarti,...

Kamis, 21 Februari 2013

Kaleuh Kukaloen! Peu lom

Sudahlah ya... Sudah kukaloen haba gobnyan. Kaleuh kulengoe ban mandum jih, tapi memang chiet bukoen raseuki loen. Peu keneuk takaji ilee. Adak takliek u langet ijoe pieh, ata buet kaleuh kepeu taingat loem. Daleh pieh uloen tuan ka redha.

Di awak droueneuh pih, tuloeng bek lah teuoh2 blah nyan le bak uloen. Brat ulee bak uloen tuan pikee. Haek loen karat that, kadang koen watee. Jadi bak masa nyoe, uloen nak mita raseuki mantoeng ilee. Kadang pih bak paduem buleun ikee kaibalek lom seumangat, baroe tateuoh loem. Nyoe bak hat nyoe, tapiyoeh ilee siat.

Nibak syedara-syedara loen yang meutuah... Yang kha neupike keu loen... Bak TUhan Azza Wajala keuh loen peutroeh doa.. Semoga tanyoe ban manduem seulamat bak padang masya. Man yang ka "get" pike keu loen, dan kasalah haba... Alhamdulillah ngoen Amin Ya Rabbal Alamiin yang jeut loen tuan keun. Mungken nyan jeut keu doa yang jroeh keu uloen supaya bek gadoeh seumangat bak meumita sikula pre loem.

Bak ureung chik uloen tuan... Loen lakee meuah ban saboeh langet ngoen donya. Haek uloen tuan balah jasa droeuneuh ban dua. Adak pieh loen koeh badan sikrak-krak nak bayeu jasa droeneuh, tetap han sep sep. Mak... Bapak...loen lakee meuah, weeh  hatee loen kha hana sengaja loen peusaket hatee droeuneuh dengoen that that loen moe.

JAdiiiii...........uloen tuan hana pakoen2 lee...
Alhamdulillah pujoe keu RAbbi...

AllahuAkbar....      

Selasa, 05 Februari 2013

HUff


Aku bangun pagi ini, membuka mata, dan hal pertama yang terlintas adalah begitu berat hari-hari yang telah kulalui. Begitu menyakitkannya fakta yang kudapat kemarin sore.

Orang bilang, hari cerah mu diawali dengan senyuman di pagi hari dan aku membayangkan, mungkin ke depannya dalam waktu dekat, tak akan ada senyum lagi di pagi hari. Sebanyak apapun orang di sekelilingmu menyemangati dan mengatakan ada hikmah dibalik semua garis yang telah ditentukan, tetap saja kau butuh waktu untuk bangkit. Waktu untuk merenungi dan waktu untuk menerima bahwa ini adalah yang terbaik yang telah tuhan rencanakan untukmu.

Pernah berencana, menghujat semua ynag telah menarikku jauh kemari. Kalau lantas kalian mengira aku tak pantas, kenapa justru menggiringku kemari dari awalnya. Kenapa lantas buat aku berharap banyak. Kelak jangan harap aku mencoba lagi hal yang sama. Tapi benarkah demikian? Bukan.. bukan mereka yang salah. Mungkin aku Cuma manusia tolol yang terlalu percaya diri, atau manusia tengik yang terlalu sombong, dan saat ini Tuhan sedang menamparku, keras...lantas aku... bersabar dan tabah adalah jalan yang sekarang mau tak mau harus kujalani.

Skenario lain adalah.. aku kembali ke masa-masa sulit meyakini diri bahwa setiap orang berhak mencoba kesempatan kedua. Setiap orang berhak melakukan kegagalan, toh kita Cuma manusia. Datang dan keluar dari tempat yang hina. Membawa kotoran dalam perut kemana-mana. Menjadi salah...menjadi gagal, sudah jadi ketentuan yang harus kita hadapi kalau tidak hari ini, mungkin besok, kalau tidak besok mungkin nanti. Setiap orang punya porsi yang sama, yang akan didapat dalam waktu yang berbeda.

Tapi lagi-lagi... apakah aku sekuat ini, sebijak ini. Bohong kalau ada yang bilang aku bisa langsung bangkit saat godam kenyataan ini menghantamku jatuh ke dasar bumi. Bohong kalau malam mampu mengobati sakit hati yang perihnya mungkin akan bertahan sampai aku lupa. Lupa? Bohong kalau orang bilang aku bisa lupa dengan semua yang telah kukorbankan. Kuusahakan dan hasilnya....nihil.

Ada pemikiran yang mengatakan, orangyang tangguh lahir tidak sedemikiannya. Mereka ditempa waktu dan zaman, mereka jadi tangguh karena mereka belajar menerima kenyataan hidup yang akan sulit bagi sebagian besar orang lainnya. Tapi, apa iya aku setangguh ini? Apa iya aku sekuat ini? Apa iya!?

Memutar kembali saat aku pertama kali mengetahui kenyataan ini kudapat. Menyaksikan lagi cara ku menumpahakan marah tempo hari, menangis dan berteriak di tengah alam... Marah? Siapa yang sebenarnya sedang kuhujat? Siapa sebenarnya yang sedang kutantang. TUHan!? Manusia? Aku?

Menyedihkan.. menyedihkan dan memprihatinkan. Perempuan dungu yang gagal dua kali dalam hal yang sama sekali sama. Lantas berlari jauh, menyendiri dan meneriaki alam? Alam? Semesta punya salah apa terhadapku? Menangis!? Apa yang sebenarnya kutangisi? Gagal? Semua orang pernah gagal... sakit? Semua orang pernah sakit. Kecewa? Semua orang juga sama.

Hikmah? Huh... hikmah.... maaf, mungkin sekarang hujatku pada hikmah akan lebih kentara ketimbang syukurku akannya. Mungkin nanti aku terima. Tapi sekarang... mungkin menangis satu-satunya obat terbaikku. Kekecewaan yang teramat dalam ini. Kepahitan yang harus kutelan walau aku tak suka.
TUHan.... sebenarnya sedang tunjukkan aku apa? Sebenarnya sedang ajarkan aku apa? Apa aku terlalu berdosa? Apa aku tak pantas dapatkan ini semua? Sebenarnya sedang rencanakan aku apa?

Ini yang terbaik...ini yang terbaik.... tau apa? Sejak kapan manusia bisa menyetarakan gagal dan baik dalam satu garis yang sama. Gagal itu buruk...selamanya buruk. Baik hanya cara kita memberi diri kesempatan kedua. Bagiku, ini kesempatan kedua dan aku... gagal lagi.

MasyaAllah... Tuhan.. sedang ajarkan aku apa? Bukankah kemarin aku telah alami yang serupa? Bukankah kemrin aku berkubang dengan ini semua? Apa aku harus sekuat ksatria? Untuk apa? Aku tak perlu sekuat mereka. Aku Cuma perempuan cengeng biasa yang pura-pura kuat, pura-pura tegar...tapi aku Cuma manusia biasa...

Ajarkan aku apa?? Kuharap waktu mampu pulihkan ini semua,..dan pada akhirnya memang hikmah itu yang Kau ajarkan padaku yang mampu kuterima.


This is not the end!!

I started this fight in 2011.
ADS 2011 is my first challenge. I didn't know anything about Australia at that time, but then I decided to learn, to be prepared. Still in 2011, there was Taiwan Higher Education Expo held in my campus. I applied again, hoping I had the opportunity to be interviewed at place. But then, the committee told me that English student should not be sent to Taiwan, they offered me USA which was great news for me. While I was waiting the shortlisted candidates for ADS, I took some tests in LPSDM, written test, and interview. I passed it, and they said what I had to do next is waiting. Desember 2011 another good news came, I had been shortlisted and guess what.... I had no idea what IELTS was, and how the interview was about to be.

Somehow... I blamed myself at that time that I didn't prepared my best, that I didn't studied hard like other candidates. It proved me right, I failed the interview. I wasted like a month being grumpy.

it was on 2012 that I tried to applied for another three scholarships and 1 for ADS, again.
I can't recall which scholarship needs more efforts than others, but all scholarships required different documents. NZ-Scholarship is one of which required every applicant to send some important documents. The other scholarship was Fulbright. I didn't expect much since I applied with the minimum TOEFL score required. DAAD was the last scholarship in that year.

Still in the same year, I found the three scholarships I applied didn't want me at the time (hahhahahah)..

And another news come from LPSDM that the language training was about to start on NOvember. I was so glad to hear that. Finally...

And during the training, I got that email that said I had been shortlisted again for ADS. I prepared both like ....I don't know. I lost 7 kg of my weights which is great news. And I have more and more tests to take...

and today...just 2 days after that news on the local newspaper about our local government scholarship, I find that I failed it again...the ADS scholarship. HUffff....

It feels like all efforts I have done never seems enough for this time, I screamed... I cried just like someone cried over his beloved one's died. But then what, does it change everything? Does it mean I have to stop this fight? I do know that I need holiday, like...soon...but then what? I shouldn't stop. I shouldn't ... I must not...

THis year.... I start it all over again... If I fail again, I will fight again...

Rome wasn't build in a day. Maybe it's not the right time to get that.

AJA AJA/.... Fighting...!!!!

Minggu, 03 Februari 2013

I wanna SCREAM

With some other fellows, I have been waiting since 2011. Hopes..expectations..sacrifices.. it’s not like the world ends now,but, I feel terribly dissapointed. It’s like you are being dumped not knowing what your faults are. I WANNA SCREAM! crying out loud.. Shout at their faces!! punch them till I dont have more energy to do so.. But..who I am.. what I am..makes it impossible, in this land of ‘pride and lies’.. whatever you say,even it’s true..never changes anything.. coz I am..nothing..

Kamis, 24 Januari 2013

Pilihan

Since when, we never feel that we’ve already got more than enough Since when, we think that we’re just okay and blaming others for their mistakes.. Kita berjalan pada jalan yang sama pada awalnya. Setengah berlari, setengah berjalan. Setengah memburu, maju, sementara yang lain diam. Sementara yang lain menoleh ke belakang, ingin kembali. Dan kita anggap itu pulang? Ada hari dimana aku berjalan, benar-benar berjalan dengan kaki-kakiku. Dengan penampilan yang tak ingin dikenali. Ada hari dimana aku merasakan angin kota ini sendirian, hanya aku. Merenungi sesuatu yang salah sedang terjadi. Bukan sesuatu, mungkin semua... Keresahan dan kekosongan menumpuki hati... tertimbun, tertimbun... kesakitan. Sesak oleh mauku... Tak ada yang benar-benar tahu, apakah inilah hidup yang benar-benar kita mau. Kadang kamupun tak tahu. Sesat di jalan-jalan yang kadang kamu pun tak kehendaki tuk lewati. Tapi beginilah hidup, hidupmu, hidupku, hidup kita. Tersingkirkan dari mereka yang merasa sudah mendapat yang mereka cari. Senyum kebahagiaan yang naif, dan pada lain waktu, mereka sama saja. Kita semua sama saja. Kita semua sama saja. Beban yang kita dapat terus menerus memberati hati, seolah bahagia hanyalah mimpi. Beban yang kadang kita buat sendiri. Saat orang dewasa mengatakan tuk terus bermimpi, kaupun bermimpi... lupa kadang mimpimu terlalu tingggi, menghempasmu jatuh... dalam kosong. Membuatmu takut tuk mencoba lagi. Menjadi seperti ini, menjadi seperti itu.. Kadang aku berpikir, aku harus berhenti melakukan semua ini. Menyisakan waktu hanya untukku. Untuk diriku saja. Berhenti mengajar, kukira adalah jalan keluar dari kepenatan dan beban. Tapi ternyata, aku semakin jatuh. Aku gagal. Guru jelas bukan akses yang cepat untuk mencapai apa yang mereka sebut gelimang harta. Jelas bukan cara untuk mendapatan prestise yang melejit bak bintang. Menjadi guru, kadang kau dilupakan, bahkan tanpa rasa terimakasih. Menjadi guru kadang kau harus merelakan hari-harimu, menjadi satu-satunya alasan bagi mereka, untuk sedikit saja merasa berarti. Atau malah sebaliknya, menjadi guru, berarti mengganti hari-harimu yang berharga dan menukarnya dengan kehancuran bagi mereka. Menjadi guru, artinya memilih, menjadi oase atau lubang hitam bagi anak-anak yang tersesat, merindukan pertolongan. 07032012, 2.03 am