Rabu, 19 Februari 2014

One Month One Book Project, Entry #1. INKSPELL

koleksi pribadi
Urgh... SEpertinya pekerjaan bisa merubah kebiasaan seseorang. Dan sangat sulit mengembalikan diri kamu ke "sesuatu' yang kamu sering lakukan di masa lalu, membaca misalnya. Sewaktu remaja dulu, SMP atau SMA, saya bisa membaca 2 novel dalam 1 minggu dan itu ternyata prestasi besar yang agak kelihatan mustahil untuk sekarang. 

Masih ingat kan dengan sihir Harry Potter sekitar tahun 2000-an. Waktu itu saya duduk di bangku SMP-SMA. Seri kelima Harry Potter yang tebalnya sekitar 1200 halaman saya habiskan dalam waktu 4 hari saja! Wow.. Even I feel amazed with myself now. Dan Harry benar-benar membantu saya jadi orang yang cinta buku. Berakhirnya kisah Harry pun membuat intensitas baca buku saya menghilang. Don't get me wrong. Bagi saya, buku yang baik adalah buku yang bisa buat kamu jadi suka baca buku-buku lain dengan genre yang berbeda-beda, and Harry Potter has that. Dan, secara pribadi, saya lebih senang dengan orang yang bacaannya beragam dan gak "stuck" di satu jenis bacaan saja.

NAh.. Tau kan ya kita membicarakan apa. Yup.. kebiasaan membaca. Banyak hal yang dapat kamu kerjakan untuk meningkatkan minat baca, apalagi buat yang tidak suka baca (O_o). Salah satunya seperti poin yang saya sebutkan di atas.

  1. Baca buku yang kamu senangi dan best seller. Ya.. ini mungkin kedengarannya cliche, but it works. REally.. Mulai lah membaca sesuatu yang kamu senangi. kalau kamu orang yang suka kritis dan science, mungkin bisa mulai dengan cerita-cerita detektif seperti Agatha Christie atau Sherlock Holmes mungkin. Jangan pernah salah memilih buku untuk meningkatkan minat baca. Ketertarikan akan membuat kamu mudah mencerna isi dan tentu saja menikmati isi cerita. Begitu buku tersebut selesai kamu baca, pasti kamu ketagihan mau baca buku lain. Sebaliknya, buku yang tidak menarik dan tidak sesuai minat kamu akan menghentikan keinginan kamu dalam membaca.
  2. Enjoy the book. masih berkaitan dengan poin satu, kalau kamu tidak suka ceritanya, berhenti. Cari buku yang genrenya sesuai dengan kamu. Nikmatilah buku seperti kamu menikmati makanan. NIkmatnya akan kurang terasa kalau ada yang tersisa. So.. habiskanlah yang sudah kamu mulai.
  3. Buku Pintar. Bagi yang masih juga belum dapat asiknya membaca bisa juga memulainya dengan baca buku pintar seperti ensiklopedia, almanak, atau majalah misalnya. Intinya Minimal sehari baca satu artikel aja.
  4. Komunitas. Kalau dikaji ulang kenapa jaman saya kuliah saya keranjingan baca bisa jadi karena teman-teman saya suka baca. Yaah.. tidak terpungkiri lagi kan ya, manusia itu makhluk visual. Gampang banget buat ubah lingkungan di sekitar kamu buat suka baca. Di kantor misalnya; coba setiap jam istirahat atau waktu senggang kamu baca buku. Coba seminggu aja, pasti nantinya orang di sekitar kamu juga tertarik buat baca. Di sekolah dulu, saya dan teman-teman justru lomba-lombaan siapa duluan siap baca satu buku apa aja.
Jadi nih manteman.. bergantinya profesi dari siswa/ mahasiswa ke pekerja itu benar-benar bisa merubah karakter dan kebiasaan seseorang. Kerjaan yang menumpuk, waktu yang kok ya kaya gak cukup-cukup.. Belum kehidupan sosial yang juga harus dipenuhi dalam waktu yang bersamaan, persis memaksa kita jadi jauh dari bacaan yang monoton (tapi penting) seperti novel atau buku, artikel gak kehitung lho ya.

Jadi..2 Februari lalu, seorang adik mengajak saya bergabung ke komunitas baca yang bertajuk "One Month One Book". Bergabunglah saya dan saya pilih tanggal entry tulisan jadi tanggal 15. Dan sodara-sodaraaaa... Tanggal 15 itu kaya 4 hari yang lalu. dan buku yang saya pilih adalah INkspell setebal 674 halaman... Dan saya baru baca 25%.. Wadooooow...

BUt.. saya harus lakukan mesti belum selesai..
Berikut review INSPELL(buku kedua trilogi INKHEART) part.1

Meggie akhirnya berkumpul kembali dengan MO dan Resa. Keluarga kecil yang semulanya hidup nomaden ini akhirnya menetap di rumah besar Elinor, kakak kandung Resa. Kehidupa mereka seperti kembali normal sesudah kejadian-kejadian aneh yang mereka lalui.

Farid, si pemuda yang datang dari cerita 1001 malam pun ikut tinggal bersama mereka beserta Gwin, musang bertanduk peliharaan Staubfinger. Ah.. Staubfinger, pikir Farid dia bisa ikut dengannya ke dalam dunia Staubfinger yang indah itu. Di temapat para peri menari-nari dan manusia hidup dalam dinamika karya menyenangkan. Dimana hitam dan putih jelas tergaris. Tempat yang dapat menunjukkan si baik dan jahat secara jelas. Negri impianku ini, pikir Farid. Tapi apa kuasanya. Sewaktu Meggie membacakan secarik kertas yang berhasil ditulis ulang Orpheus, ternyata hanya Staubfinger saja yang masuk ke dunia itu. Sementara Farid dan Gwin tertinggal di dunia nyata. Dan kehidupan nya pun terasa hampar kecuali muunculnya ketertarikannya pada Meggie, ah.. Mereka sudah remaja ternyata.

Farid menyampaikan kekhawatirannya pada Meggie suatu waktu, bahwa Basta masih hidup dan nyaris membunuhnya sebelum Farid berhasil sampai ke rumah ELinor. Ketakutan Farid menjadi-jadi manakala Basta mengancam akan membunuh Staubfinger. Maka Farid pun meminta Meggie membaca untuknya agar ia bisa masuk ke Negeri Tinta tempat Staubfinger berada dan peringatan yang menggebu-gebu ini tersampaikan.

Meggie ternyata punya "ingin" yang sangat berbahaya. Dia merasa perlu ikut ke negeri itu. Cerita Resa, ibunya, tentang dunia itu membuatnya bermimpi bisa disana. Negeri ajaib yang indah.. Maka tanpa sepengetahuan MO dan Resa. Farid, Gwin dan Meggie pun pergi kesana. Ya... Meggie bahkan sampai tertegun sendiri pada kemampuan membacanya. Ternyata dia tidak hanya mampu menukar okoh dalam buku dan dunia nyata, tapi dia juga mampu membawa dirinya masuk kesana.

Tak dinyana.. Mo, ayah Meggie dan Resa berikut Elinor seperti kehilangan pijakan. Mereka ketakutan saat mendapati kamar Meggie kosong dan surat itu. Surat itu pesan Meggie bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bahwa dia hanya penasaran dengan kehidupan orang-orang di dunia Tinta.

Sementara di Inkheart, Meggie, Farid dan Gwin terdampar di Hutan tak Berujung selama berhari-hari sampai akhirnya mereka selamat dan bertemu dengan Fenoglio, penulis buku INkheart yang dulunya dikirim Meggie saat ia membacakan satu halaman Inkheart dihadapan Fenoglio. "Akhirnya aku akan pulang", pikir Meggie ang ternyata tidak begitu senang dengan kehidupan disana, bagaimanapun dia rindu Mo dan Resa, orang tuanya.

to be continued...