Minggu, 23 Oktober 2011

Berkali-kali dalam hari-hari ini, mereka membuatkan terhenyak tak berdaya.
Berkali-kali pula aku seperti hilang kuasa atas aku dan diriku..
Berulang ulang aku didengunhkan akan kebahagiaan dan masa depan...
lagi dan lagi aku dicekcoki dengan kebaikan...untuk ku.. untuk mereka..dengan dia yang aku tak tahu..

Dengan kekalutan pula...berkalikali kuyakinkan aku siap menghadapi hidup..aku siap beriringan dengan waktu... atas apa yang kupilih...atas apa yang kumau... atas hidup dan kehidupanku..

Maka...biarkan aku rasakan hidup...
Biarkan aku berteman dengan hidup..menjalaninya seperti biasa
Bersahabat dengannya sehingga mati meminangku..

RSUD.ZA..Aceh, 251011

Rabu, 19 Oktober 2011

BENCI INI!

Katakanlah aku perempuan sombong! Hujat aku dengan kata aku Perempuan sok hebat. Hina aku dengan mengatakan aku tak pantas menolak karena aku sungguh jelek!
Katakanlah aku terlalu rendah untuk bermimpi setinggi itu. Katakanlah aku pantas dibenci karena terlalu 'berani' menyuarakan mimpi..

Oh Tuhan... sombongkah saya kalau terlalu jujur menyuarakan 'rasa'.
Angkuhkah hamba kalau hamba terlalu lancang bermimpi...
Apa hanya anak kecil yang boleh dan bebas 'bermimpi dan bercitacita' sesungguh-sungguhnya!?

Aku lelah sudah..marahku tak terbendung sudah... Aku bukan orang yang bisa berpurapura ...
Aku bukan manusia yang sangggup membendung rasa lantas berkata 'aku baik-baik saja'

Tidak.. aku sedang dilanda rasa
Rasa takut kehilangan kebebasan yg selama ini kupunya
Karena komitmen itu bagiku seperti bara...

aku benci ini semua....

Selasa, 18 Oktober 2011

RencanaNya

Aku masih ingat.. sepinya...saat
pertama kali kota kecil itu
kudatangi..
Aku masih mengenali aroma pagi
yang tak ada disini...
Aku masih ingat..warna daun..
warna bunga..
Masih terekam jelas...senja senja
oranye saat aku disana...
Bulan bulan penuh yg
menggantung....hanya 2 kali..
bulan bulan yg terlihat lebih
besar ...
Aku masih ingat hari hari penuh
tujuan.. hari hari penuh mimpi
dan ambisi..
Aku tak akan pernah lupa
airmata yg pernah tumpah saat
aku merindukan pagi disana..
Aku tak pernah lupa malam2
dingin menusuk disana....
Tuhan... jika garisnya seperti yg
kukira .. Sungguh RencanaMu
diluar pikirku..
Ulee Kareng,19 OKT 2011

Kamis, 13 Oktober 2011

BEing Independent?

BUlan menggantung penuh beberapa malam lalu. Selalu ada rasa aneh saat dipandang, atau sekadar melihatnya. SEtiap kali merasa ada yang hilang saat bulan itu diamati. Seperti berada di tempat yang tak seharusnya. Tak seperti yang seharusnya. Seperti hilang asa... Akupun lupa kapan terakhir kali benar2 terbang, lepas, dari hati yang terbebani. Kenapa hidup manusia bisa serumit ini!?

Kita cenderung menginginkan sesuatu saat hal itu tak kita miliki. Namun saat kesempatan itu datang, kita malah berdalih, tiba-tiba berputar arah, membuang keinginan semula. Kita cenderung mengabaikan apa yang kita punya, lantas merasa benar-benar kehilangan saat hal itu tak ada. Kita cenderung mencela, saat orang-orang yang kita cintai tersilap berbuat salah, Namun begitu mudahnya memaafkan saat seorang yang baru kita kenal menyakiti kita begitu dalamnya. Kenapa perasaan manusia bisa sejauh ini!?

KIta diajarkan berjalan saat begitu kecil, disemangati untuk berlari... Namun begitu besar, kita malah dikekang, dengan dalih kebaikan. Siapa yang menentukan kebaikan bagi diri kita sendiri? Bukankah pelajaran paling berharga saat kita dilarang berlari adalah terjatuh dan luka!? Maka dengan begitu kelak kita tak lagi berlari dengan gegabah. BUkankah pelajaran berharga saat kita bermain api, adalah saat kita berani mencoba untuk tak terbakar. Walau lantas terbakar, bukankah itu akan menjadi pelajaran yang tak akan kita ulangi lagi. BUkankah "mencoba" adalah awal dari "belajar". Mengapa kita didikte untuk terus belajar saat kita dilarang mencoba, mencoba menggapai mimpi yang menurut sebagian mereka tak mampu kita raih. Kalau kita yakin dengan mimpi kita, kenapa orang lain yang harus bersusah hati.

Mungkin jawabannya.. karena kita dianggap tidak tahu. Kita dianggap belum mengerti benar apa itu hidup dan pilihan. Kita dianggap tidak kuat dengan "kegagahan ide" yang kita miliki.
Mungkin kita dianggap belum mampu berlari dan memilih seberani itu..
Atau mungkin mereka berdalih "sayang" lah yang membuat mereka "memilih" semuanya untuk kita.

Entahlah...tampaknya sepereempat abad pun masih terlalu dini untuk dianggap mampu membuat keputusan sendiri.

Ulee kareng, 13 Oktober 2011