Kamis, 17 Juli 2014

Jangan Kalah dengan Angka!!

Success consists of going from failure to failure without loss of enthusiasm
(Winston Churchill)


Mulai menulis ini disaat genting seperti sekarang jelas bukan hal mudah bagi saya. Ya.. berniat menulisnya saat tiket sudah di tangan mungkin harus saya batalkan. Saat ini saya sedang menunggu COE dikeluarkan oleh universitas. Ah.. ini cerita lain, karena yang sebenarnya ingin saya bagi adalah pergulatan sampai di titik yang sekarang dalam berburu beasiswa.

2011 merupakan tahun kelulusan saya dari salah satu universitas di ibu kota Aceh, Banda Aceh dengan titel Sarjana Pendidikan. Yang terpikir saat itu adalah saya harus cari kerja secepatnya. Saya akhirnya mengajar di beberapa tempat dengan pendapatan yang lumayan. Bekerja semerawutan, dari pagi sampai sore, sedikit pun saya tidak terpikir untuk kuliah lagi. Sampai ada satu masalah besar yang harus saya hadapi dan saya merasa sekolah lagi adalah jalan keluar.

Ramadhan pada tahun yang sama merupakan awal perjuangan saya. Mengirim berkas tepat empat hari sebelum deadline. Australian Development Scholarship. Jujur saya tidak pernah belajar banyak tentang Australia dan tentang jurusan yang saya pilih. Mengirimkannya pun, saya tak berharap banyak mengingat beasiswa ini merupakan salah satu beasiswa yang paling banyak peminatnya di Indonesia.

September tahun yang sama, ada Taiwan Higher Education Fair di kampus saya. Acara ini bekerjasama dengan Lembaga Pengelola Sumber Daya Manusia Aceh (LPSDMA), lembaga serupa LPDP yang mengelola penyaluran beasiswa di Provinsi Aceh, dengan pemerintah Taiwan. Kali ini, saya tertarik dan mencoba mendaftar pula. Dan pada November 2011 saya ditelpon pihak LPSDM yang menawarkan saya untuk berganti negara ke Amerika. Saya pun mengiyakan dengan catatan saya mengikuti beberapa proses seleksi masih di bulan yang sama.

Desember saya dapat kabar kalau saya merupakan salah satu dari 750 shortlisted candidates ADS. Terang saja saya kegirangan. dari 4000 pelamar, saya termasuk salah satu yang beruntung untuk dipanggil wawancara. Dan masih pada bulan yang sama saya pun lolos seleksi beasiswa LPSDMA.

Keberuntungan ini jadi lain di tahun 2012. Saya harus menunggu proses pelatihan bahasa LPSDMA yang akan dibuka pada bulan November 2012 sebelum maju ke proses pendaftaran universitas. Wawancara saya dengan ADS pun merupakan pengalaman pahit sekaligus berharga. GAGAL. Ya saya gagal untuk pertama kalinya.

April 2012 saya mulai terbakar, 3 aplikasi yang rumit saya selesaikan dalam bulan tersebut. New Zealand Scholarships, Fulbright Master's Degree, dan DAAD, ya.. DAAD. Mungkin ada yang nyeletuk, ngapain anak jurusan Bahasa Inggris apply DAAD. Saya tak ambil pusing. Saya merasa harus mendaftar karena kalau tidak justru saya mearasa rugi telah melewakan kesempatan.

Ibarat melempar jala ke dalam air, kamu tak pernah tahu kapan ada ikan yang tersangkut di jala mu, usaha adalah usaha, Hasil jelas bukan urusan kita.

Menunggu dan menunggu dan berdoa..
Agustus 2012 saya dapat surat gagal yang kedua dari NZ-Scholarships. Sementara DAAD dan Fulbright saya gagal juga. Masih mau Coba!? tentu saja. Masih di bulan yang sama saya kirim lagi aplikasi ADS yang kedua. Kali ini saya benar-benar berharap banyak, satu dari kesekian kesalahn yang pernah saya lakukan dan saya sarankan jangan pernah anda lakukan. Never expect too much!!

Penantian panjang Beasiswa LPSDMA akhirnya usai sudah. November 2012 saya dan beberapa teman lain mengikuti proses pelatihan bahasa selama 3 bulan penuh. Kami belajar mulai dari Academic Writing, IBT, sampai GRE. Desember tiba dan Alhamdulillah saya kembali shortlisted ADS. Saya senang bukan main.

Belajar dari kegagalan saya yang pertama, kali ini saya benar-benar melakukan persiapan yang matang sebelum diwawancara bulan Januari 2013.

Februari 2013 merupakan bulan terberat buat saya. tepat di hari terakhir pelatihan muncul berita di koran lokal yang jelas sangat mengecewakan. http://aceh.tribunnews.com/2013/02/02/beasiswa-distop
"Jangan kecewa MON!!", batin saya.. masih ada harapan di ADS. Tepat 3 hari sesudahnya, teman-teman seperjuangan ADS mendapat berita bahwa mereka lulus. Saya pun memilih menunggu. Dan akhirnya menelpon pihak ADS dan menanyakan tentang perihal kelulusan.
"Maaf mbak, masih belum.."
Saya ingat betul suara itu, ingat betul setiap kata itu, dan saya ingat betul bagaimana saya menangis saat gagal lagi untuk kesekian kalinya. Saya jelas masih ingat waktu itu memilih menangis ke pinggir Krueng Aceh (nama salah satu sungai di Banda Aceh). Saya menangis sepuasnya, sedih... marah... kesal.. Jelas bukan pengalaman mudah buat saya. Beruntung saya punya teman-teman dan keluarga yang luar biasa. Semingguan itu kami habiskan bersama-sama. Toh masih banyak hal, tak terhitung jumlahnya, yang masih bisa kita syukuri.

Bersedih jangan berlama-lama, April 2013 saya kembali mengirimkan 3 aplikasi sekaligus, Fulbright Master's Degree Scholarships, Fulbright Language Teaching Assistance, dan USAID Prestasi.

Juni 2013 kabar baik datang bagi penerima beasiswa LPSDMA, Beasiswa kembali dilanjutkan dengan catatan-catatan tentunya. Saya tidak mau berandai-andai lagi. Saya kirim lagi aplikasi AAS (dah ganti nama euy) pada bulan Juli.

Agustus 2013, jelas sudah 3 aplikasi yang saya kirim April sebelumnya GATOT alias gagal total. Masih kuat!? Masih dooonk. Hehehehehe.. Entah karena sudah bebal, entah emang muka tebal, tapi mari ambil positifnya. Mungkin saya sudah terbiasa dengan kata gagal dan saya tidak boleh terpengaruh oleh kata itu.

Tepat bulan September aplikasi LPDP pun saya submit. Jujur saya sudah dengan tentang beasiswa ini semenjak "Februari Duka 2013" tapi urung mendaftar karena saya kira jurusan saya tidak ada dalam list sasaran penerima beasiswa. Sesudah mencari tahu dan dengan modal nekat pun, syarat-syarat LPDP saya penuhi.

Tetap nunggu!? enggak lah.. November 2013 saya lagi-lagi kirim aplikasi. Kali ini Chevening. Sementara LPSDMA saya memilih mundur dengan berbagai pertimbangan. Banyak teman yang akhirnya berangkat melalui LPSDMA. Kadang saya menyesal, namun sekarang saya sadar keputusan itu adalah yang sangat tepat mengingat semua yang saya dapat sekarang. Tepat sesudahnya saya dapat surat gagal lagi dari AAS. Kali ini masuk ke dalam shortlisted candidate pun tidak. Nangis lagi!? iya... hehehehe. Lagi-lagi saya punya sahabat-sahabat luar biasa.

"MON... cukupkan, tahun ini perjuangan kita cukupkan", kalimat ini pun merupakan keputusan sulit. Hari serasa kosong. Walaupun saya mengajar dari pagi sampai malam, berhenti berburu beasiswa jelas hal yang sangat tidak mengeenakkan.

2014 tiba dan saya yakin seyakin yakinnya, di tahun ini akan ada jawaban besar buat saya, saya memutuskan berhenti. Dan Tuhan ternyata menjawab doa-doa panjang saya di tahun-tahun sebelumnya. Saya dipanggil untuk wawancara di Jakarta oleh LPDP di bulan Januari. Februari saat menunggu pengumuman kelulusan wawancara LPDP, saya kembali mencoba peruntungan di LPSDM. Ya.. saya langgar janji saya sendiri untuk berhenti ikut beasiswa. Tapi berhenti mencoba jelas bukan keputusan yang baik. Pengumuman lagi di bulan yang sama, saya lulus tahap wawancara dan maju ke tahap Pelatihan Kepemimpinan di bulan Maret. Dan hanya dengan ijinNya lah dan dengan dukungan teman-teman dan keluarga saya bisa sejauh ini. Saya akhirnya terdaftar sebagai salah satu penerima beasiswa LPDP 2014.

Satu kalimat teman..
"Gak akan ada orang yang akan setiap saat menyemangati dirimu, KAMU adalah penyemangat dirimu yang paling utama"

Dan satu fakta: Thomas A. Edison gagal 999 kali sebelum akhirnya bisa menghidupkan bohlam. Jika saat itu ia berhenti di percobaan ke 100, mungkin manusia akan merasakan "kegelapan" lebih lama dari yang  kita kira.

19 Ramadhan 1435 H
17 Juli 2014

Tidak.. perjuangan masih panjang, dan saya masih akan terus berburu..
Semangaaaaaat!! :)

P.S: dapat surat gagal dari Chevening waktu sedang ikut Pelatihan kepemimpinan LPDP.





















9 komentar:

  1. kak , tanpa editan kata2 kak cutmon gini : "orang gak ada semangatin kita bentar2, kita semangatin diri sendiri "

    BalasHapus
  2. Sukses buat kak Cutmon :')

    BalasHapus
  3. gud job Mon..Im proud of u..so inspiring..keep fighting..

    BalasHapus
  4. Ruarrrr... biasa....ternyata aku masih belum ada apa2nya.....

    BalasHapus
  5. very inspiring woman mba...
    semoga sukses dan diberkahi Allah SWT ya mba...
    semoga aku bisa dapet beasiswa jg kyk mba

    BalasHapus
  6. What a story!
    Sukses buat kak Cutmon,
    Salam kenal dari pemilik akun humbleisbeuaty.blogspot.com yang saat ini juga menyandang status pelajar Aceh di benua Australia :)

    BalasHapus
  7. mksh ka, sdh sharing pngalamnya.. selalu semangat semangat semangat :)

    BalasHapus
  8. mba, bisa minta contact nya nggak, sekalian mau nanya soal beasiswa lpdp

    BalasHapus
  9. mba, bisa minta contact nya nggak, sekalian mau nanya soal beasiswa lpdp

    BalasHapus