Jumat, 27 Desember 2013

Ketabrak (lagi) di tempat yang sama..

Sudah 3 Jumat berlalu sesudah kejadian tempo hari. Hari ini sah Jumat keempat. Dan tadi sekitar jam 7.30 malam saya dapat pesan dari seorang kakak saya yang terpisah dulu waktu di dalam kandungan (hehehehe... :p), bahwa dia mau jalan di mall yang tidak seberapa mana itu. Dia pun datang dan menjemput saya. Setelah seharian penuh saya habiskan di rumah, saya rasa I need to give some fun for myself, then I went.

Belanja belanja.. pilih-pilih.. what else can we do, it's a mall for God sake. (--")

Sampai waktunya pulang. Kakak gak bisa antar saya sampai rumah karena rumahnya jauh dan saya bisa naik becak juga. Di depan jalan keluar motor saya berhenti dan hampir saja naik ke becak yang sedang nge.tem di sana, samapai saya tiba-tiba berubah pikiran, and I don't know why. You can ask me, but I truly don't have any idea why I didn't go with that 'abang becak". Saya naik lagi ke motor si kakak dan kami mengarah ke tempat banyak becak ngetem lainnya. ada 4 becak disana, dan saya memeilih satu yang sedang terparkir jauh. Si Bapak becak sedang duduk termenung saat saya tanya apa itu becaknya atau bukan. Umurnya mungkin sudah sekitar 50 tahun. Rambutnya sudah hampir putih semua, perwakannya kecil. "kemana?", tanya bapak itu singkat. "Ulee Kareng pak", jawab saya. "15.000 aja", katanya, tanpa ditanya. Saya pun mengiyakan dan becak pun berjalan. Sebelum becaknya jalan si bapak sempat ngomong "Kawannya pulang lain arah ya?". Saya hanya menjawab iya singkat.

Becak melaju sekenanya, tidak ngebut sama sekali. Saya dan si bapak tidak terlibat percakapan apapun. It is so not-like me, you know. Atas namanya naik becak, taksi, atau apapun itu.. saya pasti ajak si pengemudi ngomong. But thattime, we both practically quite. weird.

Sampai di simpang tujuh si bapak tanya lagi, "belok kemana dek?". "Belok kanan habis pak", jawab saya. kecepatan bapak ini paling hanya berkisar sekitar 40-45 km/jam.

Begitu jalan itu saya lewati lagi. Saya teringat dengan kejadian 3 Jumat sebelumnya. Saya ditabrak dari belakang oleh seorang anak di bawah umur (14 tahun saja). Dan horor itu pun membuat saya menghela napas. Si bapak becak tiba-tiba tanya lagi, "kemana dek?". "Belok kanan ke lorong itu pak", kata saya. Dan si bapak pun memutar haluan. Dan sekonyong-konyong dari arah yang berlawanan sebuah motor melaju sangat cepat (saya perkirakan 60-70 km/jam..mungkin) tanpa lampu kendaraan, dan itu malam saudara-saudara. Entah memang sedang naas, entah si motor gak bisa mengelak. Yang jelas motor becak yang saya tumpangi ditabrak. Dan si pemudi motor jumpalitan dan berputar di tanah. Saya sempat teriak "Pak...pak...pak..."

Rabbiy... kejadian itu cepat sekali dan saya ketakutan setengah hidup, setengah lagi mau mati. Si engemudi motor langsung bangun padahal saya yakin lukanya parah. Dan kata yang pertama keluar dari mulutnya adalah "Maaf pak...salah saya pak...salah saya pak... saya gak hidupin lampu". And me!? I was there.. Standing like rock. I couldn't think. and Home is all that I could remember. Saya bayar bapak itu dan saya pun berjalan pulang. saya terlalu ketakutan, mengingat baru 3 minggu yang lalu kejadian yang sama terjadi dan saya jadi korban. malam ini kejadian itu terulang lagi, dan saya disana, hampir jadi korban (lagi), masih di tempat yang sama, di waktu yang sama. Jumat malam.

Saya pulang. Dan setibanya di rumah saya menceritakan kejadiannya, dan saya tidak enak hati teringat dengan Bapak becak dan si pengemudi motor. Saya dan sepupu dan 2 keponakan kembali ke tempat kejadian dengan secerek air dan 2 gelas. Setiba disana ketakutan dan trauma saya berubah jadi amarah.

si bapak becak disudutkan oleh orang-orang yang tadinya tidak ada di tempat kejadian, but.. dengan sekonyong-konyongnya "sok tau", and it's so annoying. and guess what!? Si pengendara motor itu ternyata anak sekolah SLB. dan dia difable saudara-saudara.

WHAT ON EARTH!!

Orang-orang yang ada disitu minta si bapak tidak memperpanjang urusan. Mereka bilang si bapak yang salah. BIG F. dan mereka bilang kasihan anak ini, dia anak yang "kurang akal". WHAT!!

Saya disana mendengar dan menyaksikan si bapak sendirian. Saya pun angkat bicara. dan menjelaskan kejadian sebenarnya. And you know what. Pasti aja ada orang sok tau dan sok pahlwan kan ya di setiap kecelakaan macam itu. Dia nantang saya dengan ngomong. "Gimana kalau saudara adek 'cacat' dan dia dapat kejadian kaya gini!?". and I said... What!? Dalam hati saya berujar, "Saya gak akan ijinin dia naik motor". Dan ternyata itu tidak dalam hati. KAta-kata itu meluncur saudara-saudara ditambah dengan "Saya gak akan ngijinin saudara saya itu berkendara karena akan membahayakan orang lain."

Guess what!? Si sok pahlawan merah padam dan ... saya pun merah padam. keponakan saya yang berumur 17 tahun disitu dan melerai, dia memerintahkan saya (ya... ) untuk pulang. Maaf pak becak. Seenggaknya saya sudah sarankan kalau masalah ini dibawa ke polsek saja. And ornag2 disitu semua bilang jangan.

Si pengendara motor ternyata patah tulang belikatnya. Sigh... Dan dia ternyata masih di bawah umur.

(--")

Kesimpulan cerita...

BERPENDIDIKANALAH SAUDARA-SAUDARA!!! DAN JANGAN BIARKAN ORANG-ORANG DIBAWAH INI MENGEMUDI!!
1. ANAK DIBAWAH 17 TAHUN
2. DIFABLE...
3. ORANG YANG MENTALNYA TERGANGGU
4. ORANG YANG EMOSINYA SEDANG TIDAK STABIL

Senin, 16 Desember 2013

If I die that day

Today, as 10 nights passed, I come up with some weird thoughts. How if, and how if.
I put on my helmet that night and I locked it. If I forgot it that day, just like things I tend to forget, often, this night could be hard night for my mom. She could be crying all night, and my dad could be in one room in a hospital. I can't even imagine that. Mom had ever told me that, she never wants to see one of her kids die before her. How about me? She also had ever said, "I can't imagine my life if you are not around", "How will your dad and me face the days ahead", she added.

I cried and screamed so hard that night, part of it is because the wound and burnt were so freaking painful, and the other part is because I was so scared to death to be dead! I can actually deny that there is part of myself that keep say "Alhamdulillah...Alhamdulillah...Alhamdulillah...", and on our way to hospital that night, I kept saying to myself "Alhamdulillah...Oh..dear God.. You still give me another shot", and all of my stupidities in all the years tracing on my head, and I was thinking, "You just forgive me...Please dear Lord", and I cried like a baby and my mom grab my hand so tight to comfort me.

Start from that day, I made up my mind. Dreams can never manipulate my life anymore, it's for me as a motivation, not a soul. I will chase my dream, and will never stop until I get it, I am B-type, and I mean it. But this time I do it different way.

Most of my close friends and family said that this accident gives something good for me, to have a break. To have some me-time is something, that as far as I can recall, I never have for almost a year straight. I was like a robot. Teaching from 8 in the morning until 9 pm. But, since I don't die yet..this 10 days straight were all for me and myself, getting a long break and do nothing but for myself. I love it, even the pain is...ugh... But there's nothing's free in this world, my long break this time has to be paid with blood, literally blood. haha

I love what I have now, and I am just that lucky...
Thanks Life... :)

16/12/2013