Jumat, 18 September 2020

I call it So Alived (Repost from my FB Account)

 Malam ini…

Ada pertempuran di televisi; amerika dan Irak…tentang kepenatan dan kegilaan prajurit Amerika di kamp mereka. Sesekali suara deru listrik yang aku tidak tahu dari mana asalnya terdengar. Lampu kamar ini menyala sangat terang, sementara dua teman sudah sedari tadi bermimpi. Di TV perang benar2 dimulai, tokoh utamanya digambarkan sebagai seorang pemuda biasa yang walaupun punya sisi liar, tapi masih enggan membunuh dan masih berperasaan. Stress tegangan tinggi karena mereka harus melewati sumur-sumur minyak yang telah dibakar.

Above these all… I’m thinking of USA, Iraq, War, Oil, worth, Country, Islam, Win and loss… what do people think!? I know that at same place in other world maybe, there is a little girl playing with her doll while her mom is going to work. Someday when she grows up, by time, she knows what people believe. What people believe…. That’s world girl, … face it. God just needed 7 days to create everything. But everything can be lost in a word. WAR.

Bukan itu intinya,.. hidup dan dunia. I prefer to the first word. Maybe I’m not good in this term, but I’m going to try to guess what life wants from me?

This week I felt so alived. I woke up every single morning, had breakfast or brunch. Socialize with family and friends, got some conflicts from each…. Hibernated to calm the fire that already burnt in my mind. I know myself. And I know how to deal with my angriest . I know exactly what to do. That’s why I need some times to be alone. Being alone doesn’t mean lonely. I’m not lonely. Then when I thought enough was enough, I got up, standing still. I had some laughs again, some smiles, strange smiles some. Haha…

Now, the war ends up in the movie, but not in some part of this world. It’s still going on. On TV, Oprah, who I like the most, is leading conversations with some moms of the country. I hate to know that she plans to quit the show in 2011. Why it has to be in 2011 is still a big question from me. I don’t want to make speculations about it. She said that she needed some rest. I love her anyway. She has a great life to live on. She intends to quit the show, but I know her life will keep moving on. What about yours?

Life….
We find that there are always new births every day, every single day, death as well. We watch some criminals can live freely near us, while good people cry for having no food to eat. We feel a various feelings, go through our hearts and surprisingly we figure out that it changes then. Today we may hate someone we loved yesterday or vice versa. Our dreams change rapidly and sometimes some people cant explain about it.However we should thank God that we have still time; year, months, weeks, days, hours, minutes, and even seconds. We change every breath we take. We don’t stop growing because we are too old. No, because we learn a new think every single day. Sometimes, we just to blind to see… but the Truth is just here, near us, in our heart….

03:27 am, March 27, 2010…


Terlalu sulitkah untuk menunggu!? (Repost from my FB Account)

Terlalu sulitkah untuk menunggu!?

Waktu sekarang berjalan terlalu pelan… setiap mata terpejam, kadang sering berharap, agar malam jadi lebih lama… Saat pagi-pagi yang menyesakkan itu datang, kadang hati bingung dan bertanya “mau dikemanakan langkahku hari ini!?”, “kenapa slalu berkutat pada hal yang sama setiap harinya..!?”
Tak boleh bosan terhadap hidup sendiri… siapapun tahu itu, tapi semudah itukah!?

Banyak pelajaran yang mampu dipetik setiap detiknya, siapapun tahu itu, tapi sempatkah tersadar, sempatkah pelajaran-pelajaran berharga itu hinggap di hati…

Pelajaran kali ini, benar-benar tertinggal di hatiku...Bahwa kadang, ada orang-orang tak akan sanggup menunggu terlalu lama….Sesulit apapun menerima, orang-orang seperti ini ada di sekeliling kita. Mereka, dengan sejuta alasan merasa bahwa hanya merekalah yang diburu waktu, sedang kita… kita tak punya apapun yang bisa dilakukan dengan waktu.

Sesulit itukah menunggu….

Aku tak tahu apa itu cinta… yang aku tahu, ada harapan disana… Salahkah kalau berharap mereka mau menunggu sedikit lebih lama, salahkah kalau mereka meluangkan sedikit lagi waktunya untuk kita!? Semudah itukah mereka pergi, lupa….

Sekecil itukah harapan mereka!? Teman, aku tak tahu apa itu menunggu terlalu lama, tapi aku tahu apa itu berharap… dan sampai saat ini pun aku terus berharap, dan tak pernah aku berhenti tuk berharap... harapan yang senantiasa membuatku mampu bertahan pada satu saja, tak perduli walau itu tak mungkin, karena aku percaya masa depan adalah kejutan..

Tak bisakah sedikit bersabar!? Menunggu sedikit lebih lama…. Bukankah mereka saling mencinta!? Kenapa cinta mereka pupus oleh waktu!? Aku tak terlibat teman, tapi aku benci mendengarnya, aku sakit mendengarnya… begitu gampangkah seseorang pergi… meninggalkan luka yang dalam bagi mereka yang ditinggalkan, kenapa waktu selalu mengalahkan cinta mereka…

Waktu,

Seorang teman pernah bertanya padaku jika aku diberi kesempatan untuk memasuki lorong waktu, kemanakah aku akan pergi… aku tidak bisa menjawab, karena setiap kejadian yang pernah kusesali, toh sekarang benar-benar jadi pelajaran untukku..

Tapi sekarang kalau aku boleh kembali, kumohon, sekali saja, …. Biarkan aku mendorong motornya lebih jauh lagi, kumohon jalan itu lebih panjang dari yang pernah ada, karena itu akan jadi kenangan terindah bagiku. Karena peluhpun tak kupedulikan lagi saat itu, karena senyumnya selalu menghangatkan hatiku yang terus berharap. Karena hanya ia yang tahu harapanku akan cinta itu. Jika aku boleh kembali ke waktu itu, biar kan kami berjalan disana lebih lama lagi, berbagi cerita sekali lagi… karena sekarang aku sangat merindukan senyumnya, merindukan pelukannya, merindukan setiap petanyaannya? Merindukan tatapannya…

Teman tahukah kamu, tak pernah kusesali setiap kejadian yang terjadi denganmu. Saat diary itu kubuka, namamu ada di hampir tiap lembarnya. Bukan aku tak menghargai permata yang kumiliki sekarang. Permata-permata itu indah. Aku punya banyak sekarang, walaupun ada beberapa yang kini tlah pergi, namun teman, permata-permata itu pergi dengan cara yang aku tak pernah pikirkan. Teman, tahukah kau, saat langit malam kupandangi, dan disana aku melihatmu, tapi tak pernah kusanggup tersenyum lagi. Bintangku, teman terindah dalam hidupku. Kau ajarkan aku tuk menunggu, selama apapun itu. Dan aku akan selalu tahu itu. Tapi tak pernah aku sanggup melihat mereka pergi dengan begitu mudahnya.

Teman, waktukah yang memisahkan kita? Sakitkah yang menyatukan kita. Saat aku menangis sesegukan seorang diri selalu kuingat saat kita harus membolos dari kelas untuk menangis berjam-jam di mushala itu. Teman,… andai malam itu aku tidak pulang, aku mungkin bisa memelukmu lagi. Permata paling indah dalam hatiku. Bahkan di mimpikupun kau hanya datang sekali….
Teman… maaf karena ternyata sampai sekarang pun, waktu tak menyembuhkanku….. teman, apakah kau nyaman disana!? Bisakah kuwujudkan mimpi-mimpi itu… akankah alfa-alfa itu hadir dalam hidupku wahai bintang…

February 14, 2010… (For the brightest star… I hope you read this )

Kecil itu indah (Repost from Facebook)

Seorang ibu mengatakan bahwa masa kecilnya tak seindah anaknya yg bisa belajar segalanya dengan mudah. Ada banyak buku untuk anak-anak yang bagus. Ada tempat-tempat bimbingan belajar mulai dari yang paling murah sampai yang paling mahal dengan berbagai fasilitas yang memadai. Ada pilihan untuk datang atau didatangi untuk “belajar”… dengan senyum aku membenarkan. Namun hatiku tidak membenarkan semua yang beliau katakan….


Bagiku menjadi anak kecil haruslah benar-benar menjadi anak kecil. Bukannya buru-buru menjadi dewasa, karena percaya atau tidak, menjadi dewasa lebih banyak tidak enaknya. Menjadi anak kecil kau tidak perlu khawatir untuk bermain dengan debu dan becek. Tidak perlu enggan tuk lari dalam guyuran hujan, walaupun ibu berteriak padamu dari kejauhan agar kau berhenti dan segera pulang. Anak kecil haruslah dan memang semestinya mendengar omelan ibunya sebagai pelengkap suara hujan, yang selanjutnya anak kecil menanggapinya dengan tawa dan terus berlari, bermain dengan titik air yang jatuh dari langit. Anak kecil berarti, tak perlu begitu banyak tuntutan, belajar dengan cara sendiri tanpa harus dipaksa. Anak kecil bagiku adalah manusia paling bebas dan bahagia. Karena menjadi anak kecil, bahagia tak membutuhkan banyak hal. Kau hanya membutuhkan sebutir permen atau sepotong kue atau sebuah hadiah sederhana yang kau berikan dengan senyuman. Dan mereka hanya perlu yakin bahwa ibu dan ayahnya baik-baik saja dan akan selalu di dekatnya.

Anak kecil adalah manusia yang seharusnya tidak hidup dengan begitu banyak tuntutan, anak kecil adalah manusia yang belajar cukup dengan melihat dan mendengar. Sekali kau mengucapkan kata, maka kata itu akan ada bersamanya sepanjang hidupnya. Sekali ia melihat apa yang kau perbuat, ia akan melakukan hal yang sama sampai ia mengerti bahkan setelah ia melakukannya.

Tak butuh waktu lama jika kau ingin membuat mereka menangis. Walau terkadang kau harus berpikir keras jika ingin mendiamkannya. Tapi tahukah kita, bahwa anak kecil jauh lebih peka dari manusia paling hebat sekalipun. Anak kecil bisa melihat caramu melihatnya, mengartikannya sebagai pertanda kau suka atau tidak. Anak kecil bisa membaca matamu, ketulusanmu akan kasih sayang yang kau berikan pada mereka. Anak kecil mampu melihat jauh kedalam hatimu, bahkan saat kau tak sadari sekalipun. Mereka membaca tanda dimatamu walau mereka tak sanggup menjelaskannya.

Orang Aceh mengistilahkan anak kecil sebagai “malaikat”. Aku percaya itu. Jelas mereka malaikat, karena dengan melihat tawanyapun luruhlah beban pikiranmu. Mereka malaikat karena dengan memeluknya, maka segala lelah pun menguap. Malaikat yang mampu membuatmu tertawa dalam tangis. Usapan tangan mungilnya membuatmu tegar menghadapi semua. Anak kecil itu adalah penghilang duka, jika kau mau percaya.

February 8, 2010 (11.40 pm)
(Dedicated for all “anak alot”…esp, the tenth)