Rabu, 29 Juni 2022

Memaafkan diri yang membenci

Hidup lebih dari 30 tahun, kini, hari ini yang kupelajari adalah; 

"Memelihara benci pada akhirnya akan membuatmu muak akan benci itu sendiri"

Menjadi manusia yang lahir dari manusia lain, hidup dengan manusia lain dan berinteraksi tumbuh berpapasan dan bersinggungan dengan orang lain, pada akhirnya entah bertumbuk dengan akhir baik atau dengan akhir buruk. Semuanya toh adalah pilihan hidup.

Bertumbuh dan bersosialisasi, kadang berujung sahabat,saudara, namun dengan menambah variabel waktu dan keadaan sulit, tak jarang berujung musuh dan menajdi orang yang kita benci. Sudah lumrah halnya dalam kehidupan berinteraksi dengan manusia, kita kadang menemukan ketidakcocokan.

Hari ini, setelah beberapa waktu bertemu lagi dengan orang yang dulu saya tidak senangi, akhirnya saya belajar menerima bahwa tidak semua orang menjadi jahat dengan sendirinya. Beberapa menjadi pahit karena keadaan dan karena tempaan hidup yang tidak menyenangkan. Setelah berjumpa beberapa jenis orang-orang yang keras dan pahit akan hidup, aku akhirnya tahu bahwa mereka pun sama saja seperti ku. Namun kadang keadaan dan cara manusia menanggapi aral dan sulitnya hidup akan merubahnya menjadi orang baru yang sulit dimengerti oleh orang lain.

Dari sebuah video yang baru saja kutonton kemarin, seorang ulama ternama di negeri ini yang tak jarang penuh kontroveri berujar bahwa cinta dan benci itulah seyogyanya sejalan. Benci adalah reaksi dari cinta kepada sisi satunya. Terlalu mencintai seseorang, tentunya akan membenci saat orang tersebut dihinakan. Kealpaan rasa marah saat itu terjadi justru jadi pertanyaan, apakah benar ada cinta di sana. 

Belakangan aku belajar bahwa benci tak melulu salah. Membenci toh sifat manusia. Namun, tetap saja benci adalah rasa yang berkembang jika si pemilik hati membiarkannya berkembang. 

Untuk itu, aku berazam dalam hati. Tak layak semua orang yang kujumpai untuk memperoleh perlakuan yang berdasar benci yang pada dasarnya sangat menghabiskan tenaga. Benci boleh, toh memaafkan jauh lebih mudah. dan kumemilih tuk melepas agar rasa ini tak membunuh hati.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar